Senin, 10 September 2007

JEDDAH


'RATU' LAUT MERAH
keberadaan Jeddah sebenarnya sudah terlihat sejak 2.500 tahun lalu ketika masih berupa desa kecil yang didiami suku quda'ah
Jeddah, sekarang kota ini juga dikenal dengan julukan The bride of the red sea atau ratu laut merah.
Julukan tersebut terasa pas jika memerhatikan posisi demografisnya. Berada disebelah barat Arab Saudi, Jeddah mencakup area seluas 1.200 kilo meter persegi, drngan garis pantai sepanjang 80 kilometer persegi. Keindahan pantei laut merah inilah yang menjadi salah satu daya tarik wisata Jeddah.


Dipadu dengan keindahan air mancur King Fahd, terutama di malam hari, Jeddah tampak serasi berdampingan dengan laut merah. Air mancur King Fahd sendiri bukan air mancur biasa. Air mancur ini dibangun di tengah laut pada awal 1980an tercatat dalam Guinness World Record sebagai air mancur tertinggi di dunia dangan ketinggian mencapai 312 meter.
Keindahan air mancur King Fahd dan laut merah itu kemudian berpadu dengan keramahan sekitar 3,5 juta jiwa populasinya, menjadikan Jeddah sebagai kota kosmo politan kota kedua terbesar di Arab Saudi setelah Riyadh dengan penduduk berasal dari beragam suku. Mereka saling berinteraksi sehngga ercipta semacam pasar, menjadikan Jeddah sebagai pusat komersial (belanja) yang ramah.

SEJARAH

Keberadaan Jeddah sebenarnya sudah terlihat sejak 2.500 tahun lalu ketika masih berupa desa kecil yang didiami suku quda'ah dengan mata pencahariaan utama sebagai nelayan. Karena lokasinya yang strategis dan nyaman, desa kecil itu beruba pesat menjadi pusat perdgangan antara Negara-negara Mediterinea dan Negara-negara timur.
Pada sekitar tahun 647, Khalifah Usman bin Affan, menyatakan Jeddah sebagai pintu masuk (pelabuhan) resmi kekota suci Makkah. Sejak saat itulah, Jeddah berkembang pesat. Perkembangan Jeddah sebagai pusat perdagangan ternyata menarik perhatian bangsa Portugis, yang ada 1516 bersiap-siap untuk menyerbu (menjajah) Jeddah.namun JEDDAH yang saat itu berada dibawah kerajaan ottoman, turkey, tak menyerah. Raja ottoman lalu membangun sebuah tembok besar mengelilingi Jeddah, dengan empat pintu. Gerbang Sherif diselatan, gerbang Makkah ditimur, gerbang Madinah di utara, gerbang barat langsung menghadap laut merah.
Meski tertutup tembok Jeddah terus berkembang, bahka makin pesat, dn tidak menerima perwakilan Negara Asing, terutma eropa, barupaa tanggal 1825, asih dibawah kekuasaan ottoman, Jeddah menerima perwakilan Asing pertamanya dari Eropa, yaitu Perancis, dan Inggris, lantaran inipula Jeddah mendapat julukan Bilad Al Kanasil atau the City of Consulates.
Sekarang dikenal juga dengan Al Balad atau Al Balad, selalu diidentikkan dengan pusat perdagangan (belanja).
Setelah kerajaan Ottomanjatuh pada 1915, tembok yang mengelilingi Jeddah pun runtuh. Selain sisa-sisa Artifak Turki, salah satu yang tak berubah dari Jeddah adalah nama 'Jeddah' itu sendiri. Sejak masih didiami suku Quda'ah memng sudah diberi nama Jeddah, berasal dari kata Jiddah yang berarti pantai (tepi laut). Namun ada pula yang memberikan pengertian berbeda. Jeddah diambil dari kata Jaddah yang berarti nenek moyang.
Kini, dengan nama itu pula, Jeddah tak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan, melainkan juga sebagai gerbang utama Ke Mekkah da Madinah. Baik melalui laut Via Jeddah Islamic Port yang dikenal sebagai pelabuhan tertua, maupun Udara Via King Abdul Aziz International Airpor, yang diresmikan Kig Kholid pada 1981. sebagai gerbang masuk, Jeddah juga menjadi Madinatul Hjjaj. Terminalakhir kepulangan para jama'ah haji.

MAKAM
Nenek Moyang

Jeddah, kala itu, dengan beragam pengucapannya, bisa berarti tepi pantai atau sungai diantara dua Gunung. Namun, dari sekian banyak arti kata Jeddah, seperti ada hukum tak tartulis yang disepakati, kini lebih diartikan sebagainenek moyang.
Pasalnya, di Jeddahlah, menurut kalangan ulama dan sejarawan, Siti Hawa hidup, setelah dipisahkan dari Nabi Adam AS, dan diturunkan kebumi. Brawal dari pasangan Adam dan Hawa diyakini menjadi nenek moyang diseluruh Manusia.
Dan Siti Hawa, bukan hanya semasa hidupnya ia tinggal di Jeddah, dalam banyak cerita disebutkan makam Siti Hawa bukan seperti makam biasa. Jika makam biasa panjangnya maksimal hanya satu sampai dua meter, maka makam Siti Hawa panjangnya mencapai 145 meter. Konon, Siti Hawa bertubuh tinggi, bahkan tempat terdalam dilaut merah pu hanya setinggi lututnya.
Makam Siti Hawa semula diberi tanda dengan membuat patung (tugu). Namun, lantaran banyak orang yang melakukan hal-hal yang Syirik (semisal Shalat dan berdoa dihadapan tugu siti Hawa), kerajaan Arab Saudi akhirnya memutuskan menghancurkan tugu tersebut. Kini, makam nenek moyang manusia itu, hanya terlihat sebagai tanah lapang kosong yang dikelilingi pagar tembok.

0 Comments: