SATU MASJID DUA MIGHRAB
Kiblat Pertama Menghadap Masjid Al Aqsha, Kiblat Kedua Menghadap Ke Masjidil Haram
Salah satu tempat kunjungan favorit para jamaah haji adalah Masjid Qiblatain di madinah. Masjid ini terletak diatas bukit kedil dekat Wadi Al Aqeeq. Jaraknya sekitar 5km barat laut Masjid Nabawi. Tepatnya di utara Harrah Wabrah, madinah.
Masjid Qiblatain dibangun oleh Bani Salamah dari suku Al Khazraj pada masa sesudah Rasulullah SAW Hijrah. Masjid ini menjadi salah satu Masjid tertua di dunia.
Masjid Qiblatain mempunyai dua Mihrab. Mihrab pertama menghadap menghadap Baitul Maqdis (Masjid Al Aqsha) di jerusalem. Dan, mihrab kedua digunakan sampai saat ini menghadap ke Masjidil Haram Di Makkah. Perubahan arah kiblat itu terjadi pada tanggal 12 rajab.
Perintah mengubah arah kiblat itu langsung dari Allah SWT yang disampaikan melalui Malaikat Jibril, ketika Rasululllah SAW sedang melakukan shalat Ashar-riwayat lain menyebut Shalat Dzuhur- berjamaah menghadap arah Masjidil Aqsha, turun perintah dari Allah untuk mengubah arah kiblat ke Masjidil Haram.
قد نرى تقلب وجهك فىالسماء فلنولينك قبلة ترضها فول وجهك شطرالمسجدالحرام وحيث ماكنتم فولو وجوهكم شطره وإن الذين أوتو الكتاب ليعلمون أنه الحق من ربهم وماالله بغفل عمايعملون.
" sesungguhnya sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai, palingkanlah mukamu kea rah Masjidil Haram Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu kearahnya. Dan sesungguhnya orang- orang ( yahudi dan nasrani ) yang diberi al kitab (taurat dan injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke masjidil haram itu adalah benar dari tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan" (QS Al Baqarah 144).
Maka segera Nabi menghentikan Shalatnya lalu bersama jamaah berputar 180 drajat menghadap kea rah Masjidil Haram. Jamaah Shalat Rasul SAW saat itu pun mengikuti dengan jalan memutar agar tetap berada di belakang Nabi SAW.
Sebelum dinamai Qiblatain karena perubahan arah kiblat itu, Masjid ini bernama Masjid Bani Salamah. Didekat Masjid terdapat danau kecil berair jernih milik orang Yahudi. Mengingat pentingnya Air untuk Masjid, Sahabat Usman Bin Affan membeli danau itu 20 ribu dirham dan dijadikan sebagai Wakaf. Air danau yang kemudian dinamai Sumur Raumah tersebut kini masih berfungsi.
Masjid Qiblatain masih mempunyai lapangan terbuka dan beratap hanya pada bagian tempat Shalat saja.
0 Comments:
Post a Comment