Minggu, 30 September 2007

Puisi Puput Amiranti.N


LUKISAN LANGIT

Langit memang menggetarkan
Diantara dinding-dinding palsu berkelibat senyap di
serpihan sayap-sayap awan
Kau lukis sunyian lama
secerdas tiupan angin purba
dan menjabarkan gemetar mimpi-mimpi pagi dan senja hilang
Genap sesaat, setelah kau hentakkan guratan-guratan
syair ke dalam tungku-tungku nanarku,
menambun di hadapan silau embun,
memberkas semu keseluruhan jari-jari bunyi debum.


Dan akupun tetap ingin terbang
berlabuh di tepian karang bulan,
tertidur di selipan ufuk-ufuk galaksi
sampai aksara langit membukakan
derita yang jelas bagiku,dan
mengajari aku untuk -
menghitung bintang-bintang pudar.
Kala itu benar,
deru pepohonan bulan mengata-ngataiku, "pernah ada
langit beratap yang meniduri seluruh bumimu tak terucap,
mencabuti bulu-bulu kudukmu dan melemparkanmu ke dalam mulut asap-asap kering.
Nerakamu sendiri.
Gugusan yang harus kau singgahi!"

0 Comments: