Senin, 10 September 2007

PADANG ARAFAH DAN MINA


Jamaah Dari Berbagai Penjuru Dunia Berkumpul Dipadang Luas Ini.

Wukuf diarafah dan bermalam (Mabit) di Mina merupakan bagian dari serangkaian provesi ibadah haji. Arafah sendiri lokasinya berada diluar batas Tanah Suci, sekitar 22 kilometer dari sebelah tenggara Masjidil Haram.
Arafah merupakan tempat berkumpulnya jutaan jamaah dari berbagai enjuru dunia untuk berwukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah. Luas tempat ini sekitar 10,4 kilometer persegi. Di sekitar Arafah terdapat bukit Ar Rahmah (Jabal Rahmah) yang diyakini merupakan tempat pertemuan antara Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa.
Untuk keperluan Wukuf, telah di sediakan tenda-tenda untuk para jamaah yang dikelompokkan berdasarkan asal Nagara masing-msing. Keompok jamaah dari Indonesia merupakan gabungan dari sejumlah kelompok terbang (kiloter) dari berbagai daerah. Keberadaan jamaah di sekitar areal jamaah dijaga oleh sejumlah petugas keamanan setempat, untuk memberikan kenyamanan bagi para jamaah, Pemerintahan Arab Saudi menyediakan dapur umub berikut kamar mandi, tempat cuci, dan WC umum (MCK)di sekitar tenda.
Dilokasi ini dibangun pula jalan dengan sembilan ruas jalan yang menghubungkan Arafah dan Muzdalifah berikut tempat pemberhentian Bus seluas 250 ribu meter persegi untuk menjemput para jamaah. Usai melakukan ibadah Wukuf, pada sore hari (Ba'da Ashar) rombongan jamaah berangkat menuju Muzdalifah dengan Bus yang sudah disediakan sebelumnya.
Di Muzdalifah para jamaah kembali berkumpul hingga tengah malam, selama menunggu waktu tengah malam, para jamah mengumpulkan Batu kerikil untuk keperluan melempar jumrah di Mina yakni Ula, Wustha, dan Aqabah.


Para jamaah tidak perlu khawatir tak kebagian Batu untuk melaksanakan jumrah. Sebab, dilokasi ini cukup banyak tersedia kerikil sebesar ujung jari untuk digunakan saat melempar jumrah di Mina nantinya. Barulah, menjelang tengah malam, para jamaah berangkat menuju Mina dengan menumpang Bus jemputan.
Lokasi Mina terletak di antara Makkah dan Muzdalifah sekitar tujuh kilometer sebelah Timu laut Masjidil Haram. Sama seperti Arafah, mina juga merupakan salah satu masy'ar (padang luas) namun masih dalam batas Tanah Suci. Disinilah sekitar dua jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia untuk berkumpul bermalam yakni pada malam 11 dan 12 dzulhijjah bagi bagi yang berbegas (nafar awal) dan hingga 13 Dzulhijjah bagi yang memiliki banyak waktu (Nafar Tsani).
Diareal padang luas ini, pemerintah Arab Saudi menyediakan tenda-tenda bagi jutaan jamaah. Menghindari terjadinya kebakaran, tenda dibuat dari bahan anti api dan didirikan dengan kokohnya. Kondisi tenda yang disediakan jauh lebih bagus disbanding tenda yang tersedia si Arafah yakni berupa tenda dari kain terpal biasa.
Perbedaan lainnya, lantai dasar di Mina berupa pasir halus, sementara tenda di Arafah sebagaian berlantai tanah kering dan bebatuan kerikil. Sementara untuk alasnya disediakan tikar dilapisi ambal yang lumayan agak tebal. Dengan begitu, batuan kerikil dibawah ambal tidak terlalu terasa saat jmaah membaringkan tubuh untuk istirahat tidur.
Kondisi bangunan dapur umum dan MCK di Mina permanent, tidak darurat seperti di Arafah. Petugas haji dari pemerintahan Arab Saudi dan pemerintahan Indonesia di Bantu para mukimin (warga Indonesia yang sudah lama menetap di Arab Saudi) secara teratur memberikan jatah makanan maupun minuman para jamaah.
Mengacu kepada kebiasaan, musim haji Identik dengan musim penghujan. Karenanya, menjelang selesainya jumratan, awan hitam kerap melingkupi Tanah Suci. Di tandai dengan angina kencang membawa pasir, dan hujan turun yang hanya satu tahun sekali pun mulai jatuh. Drngan curah hujan yang cukup tinggi, bebatuan besar dan kecil diatas perbukitan mulai berjatuhan menimpah jalanan di sepanjang jalur menuju jumratan.
Padahal, tak sedikit dijalan sepanjang jalur jumratan itu banyak berdiri tenda-tenda jamaah. Mereka adalah para jamaah yang melaksanakan haji secara perseorangan. Banyak diantara mereka para mukimin atau tenaga kerja asal Indonesia yang meluangkan waktu berhaji.
Derasnya hujan yang berlangsung cukup lama membuat jalur jamarat di Mina seperti sungai besar. Lokasinya yang berada di bawah tebing-tebing menjadikan arus sungai bergerak cepat dan dengan mudah menghanyutkan tenda bahkan mobil truk sekali pun. Beruntung, saat hujan turun, para jamaah sudah selesai melaksanakan jumrat dan meninggalkan Mina untuk selanjutnya untuk embali ke tanah suci Makkah.
Situs-situs penting di Mina
1.Al-Manhar (jabal Qurban) lokasi penyembelihan binatang qurban
2.Jamarat
3.Masjid al-Khaif: lokasi dimana Nabi melakukan shalat dan khutbah ketika di mina sewaktu berhaji
4.Masjid al-Baiah: lokasi dimana Nabi di baiat oleh orang-orang Anshar yang datang dari Madinah satu tahun sebelum Hijrah.

0 Comments: